BBAT Mandiangin Verifikasi Calon Penerima Bantuan Sarpras Bioflok di Kobar

Kabid Pengelolaan Pembudidayaan Ikan Diskan Kobar Beserta Tim Verifikasi BBAT Mandiangin Mengunjungi Pokdakan Calon Penerima Bantuan Sarpras Budidaya Ikan Sistem Bioflok, Kamis (23/7).

MMC Kobar – Balai Benih Air Tawar (BBAT) Mandiangin Kalimantan Selatan, didampingi Dinas Perikanan dan Penyuluh Perikanan melakukan kegiatan verifikasi calon penerima bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan berupa sarana dan prasarana budidaya ikan sistem bioflok untuk mengetahui tingkat kelayakan lokasi dan aspek-aspek lainnya di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kamis, (23/07).

Ada 3 titik lokasi yang akan dituju, yaitu lokasi Pokdakan Tirta Mulya Desa Natai Raya, Pokdakan Mina Abyudaya Desa Kumpai Batu Bawah dan Pokdakan Mina Sumber Makmur Kelurahan Madurejo.

(Baca Juga : Pemkab Kobar Serahkan LKPD Unaudited TA 2020 kepada BPK-RI Perwakilan Kalteng Secara Virtual)

“Kegiatan verifikasi ini dilakukan untuk menggali berbagai informasi terkait keberadaan calon penerima bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan sistem bioflok sebelum ditetapkannya sebagai penerima bantuan sesuai dengan petunjuk teknis yang ada,” kata Erma Pengawas Perikanan dari BBAT Mandiangin.

Kepala Diskan Kobar melalui Kabid Pegelolaan Pembudidayaan Ikan Hermanto mengatakan bahwa pihaknya memberikan rekomendasi kepada ketiga kelompok pembudidaya ikan tersebut atas proposal yang telah diajukan dan telah dilakukan pembinaan baik dari Diskan maupun pembinaan melalui penyuluh perikanan.  

“Mudah-mudahan dari ketiga pokdakan tersebut, penerapan budidaya ikan sistem bioflok di Kabupaten Kotawaringin Barat akan terus berkembang,” tutup Hermanto.

Pada kesempatan yang sama, Tyas Susilo selaku penyuluh perikanan yang mendampingi dan membina Pokdakan menjelaskan cara budidaya ikan sistem bioflok merupakan solusi bagi warga masyarakat Kobar yang ingin melakukan kegiatan budidaya ikan, sementara lahannya sempit dan mengalami kendala air baik ketersediaan maupun kualitasnya.

“Sehingga kedepan permasalahan lahan yang sempit dan pasokan air yang kurang sudah bukan lagi menjadi masalah ketika sistem budidaya dengan metode Bioflok ini sudah familiar di kalangan pembudidaya ikan,” tambah Tyas. (nita&razak/diskan kobar)