Wisata Edukasi di Desa Pangkalan Tiga

Gazebo di lokasi wisata edukasi KUD Tani Subur, Desa Pangkalan Tiga, Rabu (8/8). (Humas Diskominfo Kobar)

MMC KOBAR - Potensi wisata di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) saat ini menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah, terlebih pada potensi wisata desanya. Berbagai strategi sudah dikembangkan pemerintah daerah untuk mengangkat potensi wisata desa dengan melihat kekhasan desa itu sendiri.

Desa Pangkalan Tiga di Kecamatan Pangkalan Lada adalah salah satu desa tujuan wisata edukasi yang sedang di dorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kobar dalam hal pengelolaan dan promosinya. Setiap desa memiliki potensi komoditas untuk dijadikan wisata unggulan. Begitu pula dengan Desa Pangkalan Tiga yang memiliki keunggulan dari hasil peternakan dan perkebunan, ini dibuktikan dengan kesuksesannya sebagai salah satu pusat percontohan program integrasi sawit sapi yang dikelola oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Tani Subur dibawah binaan Bapak Sutiyana.

(Baca Juga : Active Service Penanganan Kesehatan Ternak Kelinci Di Kumpai Batu)

Karenanya, pihak desa juga dituntut mempunyai komitmen yang kuat dalam membangun citra desa sebagai desa wisata edukasi, dengan komitmen yang terbangun dengan kuat diharapkan desa akan mulai merancang arah pembangunan yang lebih terarah sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Kepala Desa Pangkalan Tiga melalui Kepala Seksi Pemerintahan Aan Prasetyadi mengatakan, pihak desa sangat mendukung apa yang sudah dilakukan oleh KUD Tani Subur dan warganya. Kedepan pihak desa sedang merancang konsep pengembangan wisata Desa Pangkalan Tiga sebagai desa agro wisata.

“Kami sangat mendukung pengembangan potensi wisata desa ini, ini dapat meningkatkan pendapatan desa. Kita sekarang sedang merancang konsep pengembangnya, Kita mengacu pada desa agro wisata, kemaren baru wahana wisata,” jelas Aan di Kantor Desa Pangkalan Tiga, Rabu (8/8).

Aan pun menuturkan, saat ini Desa Pangkalan Tiga mulai banyak dikunjungi warga, baik warga lokal, luar daerah dan bahkan dari luar negeri. Salah satu daya tariknya adalah adanya nilai edukasi yang didapat warga saat berkunjung ke lokasi tersebut.

“Kita sudah punya integrasi sawit sapi dan sertifikasi tani mandiri. Sekarang masyarakat kita dorong untuk menanam minimal 3 jenis tanaman di setiap rumahnya. Harapan kedepan orang yang datang ke Desa Pangkalan Tiga tidak hanya melihat sapi dan agro wisatanya, tapi ditingkat masyarakat juga sudah ada sentra tanamannya,” ujar Aan.

Untuk lebih mengoptimalkan potensi wisata di Desa Pangkalan Tiga, pembelajaran ke daerah lain yang memiliki potensi wisata sejenis menjadi sangat penting dilakukan, sehingga diharapkan Desa Pangkalan Tiga dapat terus berinovasi dan lebih menggali lebih jauh lagi potensi wisata yang akan dipromosikannya.

Perlu Pembinaan dan Promosi

Desa Pangkalan Tiga terus melaju sebagai desa wisata edukasi dengan koperasi sebagai sarana untuk memasarkan potensi produk dan wisatanya. Citra wisata edukasi sebenarnya baru saja diperkenalkan pada Januari 2018 kemarin, seperti yang dijelaskan oleh Ketua KUD Tani Subur, Bapak Sarto ketika ditemui di Kantor KUD Tani Subur, Rabu (8/8). “Kita launching di Januari 2018, sebelumnya lokasi wisata itu merupakan lahan tidur untuk perikanan dan sudah kita tanami sawit juga.”

Namun seiring berjalannya waktu, lebih lanjut Sarto menjelaskan, melihat dari potensi yang dimilik KUD Tani Subur dan untuk memajukan usahanya dibentuklah beberapa unit usaha di dalam KUD Tani Subur, salah satu unit usaha yang dibentuk tersebut adalah unit agro wisata.

“Awalnya KUD kita bergerak di plasma kemitraan dengan medco agro, dan pada tahun 2012, KUD kita sudah bisa mandiri. Melihat perkembangan yang ada maka dibentuklah beberapa unit usaha KUD lainnya, salah satunya unit agro wisata,” katanya.

Sarto pun menyebutkan, dengan adanya wisata edukasi ini dampak positif ekonomi yang timbul mulai dirasakan oleh warga, namun dia mengakui dalam pengelolaannya masih memerlukan pembinaan dan promosi dari pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten. Sebab jika tanpa sinergi dan dukungan dari keduanya, maka akan terasa sulit wisata edukasi ini untuk berkembang.

“Alhamdulilah, antusias dari warga cukup besar, mereka mulai mengenal dan tahu, akhirnya dari desa juga mulai merasakan dampaknya. Adanya agro wisata dengan KUD ini bisa memberdayakan warga. Desa mau dibawa kemana tergantung dari warga desa itu sendiri,” imbuhnya.

Potensi wisata edukasi yang ada di Desa Pangkalan Tiga ini harus dilakukan promosi secara terus menerus, karena sektor wisata di daerah lain pun banyak mengalami perkembangan. Salah satu media sebagai sarana promosi yang efektif saat ini adalah media sosial. Hampir semua potensi kini mulai memanfaatkan media sosial sebagai jejaring pemasaran. Dengan media sosial semua potensi desa bisa diketahui oleh siapa saja bahkan sampai keluar daerah, dan tentunya dengan biaya yang relatif murah. (Humas Diskominfo Kobar)