Terapkan Peta Jalan e-Commerce, Indonesia akan Jadi Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara

Jakarta, Kominfo - Indonesia akan menjadi negara terbesar yang memanfaatkan kemajuan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengungkapkan optimistisme itu karena adanya penerapan roadmap e-commerce secara baik serta berkelanjutan 

"Indonesia telah mempunyai roadmap atau peta arah perkembangan e-commerce yang sistematis. Proyeksi nilai transaksi e-commerce Indonesia tahun 2020 dapat mencapai Rp 130 miliar. Nilai tersebut setara dengan 12 persen gross domestic product (GDP) Indonesia," paparnya dalam  acara Data GoV Ai (government artificial intelegence) yang mengusung tema Data Technology Governance Ai and Analytics Summit Awards di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (17/10/2018) malam. 

(Baca Juga : Jaga Stabilitas Harga, DPKH Kobar Gelar Rakor Evaluasi Harga Komoditas Ayam Potong)

Sebagai informasi, peta jalan sistem perdagangan nasional berbasis elektronik (roadmap e-commerce) ditetapkan berdasarkan Perpres Nomor 74 Tahun 2017. Peta jalan e-commerce di Indonesia merupakan bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi XIV yang mencakup program pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan sumber daya manusia, infrastruktur komunikasi, keamanan siber serta pembentukan manajemen pelaksana.

Menurut Menteri Rudiantara, untuk menghadapi era industri 4.0, dianggap penting mempertimbangkan saling sinergi antar praktisi Ai dan perusahaan big data, misalnya melalui berbagai pertemuan. 

Sebab saat ini, ucap Menteri Rudiantara, telah banyak laboratorium perusahaan big data dan AI yang menyiapkan berbagai aplikasi data analytics, Ai dan machine learning mulai dari chatbot hingga analytics A di e-commerce, data ksehatan, data safe city, data public services sampai fintech maupun telekomunikasi logistik.

Guna mendukung terealisasinya Indonesia yang mampu menyesuaikan dengan perubahan teknologi industri 4.0 sehingga menjadi negara dengan pemanfaatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, Menteri Rudiantara menuturkan, kementeriannya kini sedang fokus mencetak lahirnya 20.000 sumber daya manusia (SDM) mumpuni di sektor itu.

"Kemenkominfo telah membuka program pendidikan tanpa gelar bertajuk Digital Talent Scholarship atau beasiswa pelatihan intensif untuk menyiapkan sumber daya manusia," ucap Menteri Rudiantara.

Menteri Rudiantara mengungkapkan, Digital Talent Scholarship dikelola oleh Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kemenkominfo yang bekerja sama dengan lima universitas negeri di Indonesia serta menyediakan tenaga pengajarnya.

Melalui program Digital Talent Scholarship diharapkan lahir SDM yang ahli digital, menguasai cybersecurity, cloud computing, big data analytics, artificial intelligence dan digital business lalu dapat bergabung dengan perusahan big tech dan start up.  

Menteri Rudiantara menyebutkan, Digital Talent Scholarship didukung oleh Microsoft Indonesia sebagai penerbit sertifikat keahlian sesuai dengan masing-masing tema pelatihan.

"Khususnya pada aspek cybersecurity, kami telah memulai pengembangan dari tahun lalu. Kami memiliki program untuk menciptakan The Gladiator, yang fokus melindungi dan menangani permasalahan potensi serangan cyber ditujukan ke Indonesia. Saat ini jumlahnya ada 100 orang yang tersertifikasi," kata Menteri Rudiantara.

Menteri Rudiantara menjelaskan, upaya pengembangan kualitas SDM yang mumpuni di ekonomi digital bukan ditujukan untuk kepentingan Kemenkominfo, namun demi kepentingan sektor industri di Indonesia. 

"Saya ingin mengajak para hadirin sebagai perusahaan big tech yang suatu saat membutuhkan digital talent di level teknisi agar dapat berpartisipasi pada program Digital Talent Scholarship," kata Menteri Rudiantara. 

Menteri Rudiantara merasa perlu dilakukan proses kerja sama dengan ekosistem perusahaan digital, perusahaan big tech, dan private sektor guna menjadikan Indonesia yang unggul di industri 4.0. **