TB Penyakit Infeksi Menular, Kasus TB di Indonesia Nomor 3 Dunia

Foto Bersama: peserta seminar dan workshop Tuberkulosis (TB) paru identifikasi Mycobacterium Tuberculosis dengan pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA) yang digelar PATELKI DPC Kobar di Aula Dinkes Kobar, Minggu (9/12). (nisa/vega dinkes)

MMC KOBAR - Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan Mycobacterium Tuberculosis dan hingga saat ini masih menjadi permasalahan kesehatan di dunia dan Indonesia, terutama di negara berkembang, lebih dari 9 juta kasus baru di dunia dan sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi bakteri ini. Sementara kasus TB di Indonesia berada di nomor urut 3 dunia.

Hal itu dikatakan Jasanti, selaku ketua panitia pada seminar dan workshop tuberkulosis paru identifikasi Mycobacterium Tuberculosis dengan pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) yang digelar Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kotawaringin Barat (Kobar) di Aula Dinkes Kobar, Minggu (9/12) pagi.

(Baca Juga : Kondisi Bayi Laki-laki yang Ditemukan di Depan Rumah Warga Dalam Keadaan Sehat dan Stabil)

“Jadi inilah alasan kami menggelar kegiatan seminar dan workshop ini, untuk  meningkatkan kompetensi petugas kesehatan dalam identifikasi Mycobacterium Tuberculosis dengan pemeriksaan BTA. Kami sebagai ahli teknologi laboratorium medik dapat menentukan pasien tersebut terkena TBC atau tidak, dengan cara memeriksa sampel spuntum (dahak) dengan waktu pengeluaran sputum sewaktu dan pagi,” katanya.

Selain itu, sambung Jasanti, kegiatan ini juga sebagai sarana berbagi informasi tentang penyakit Tuberkulosis, hal ini diperlukan guna membangun masyarakat yang sehat dan untuk meningkatkan pengetahuan petugas ahli teknologi laboratorium medic (ATLM) dalam identifikasi Mycobacterium Tuberculosis dengan pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam).

“Ini juga merupakan salah satu program dari kepengurusan PATELKI DPC Kobar,” kata Jasanti melanjutkan.

Lebih lanjut, ia pun menambahkan agar Analis Kesehatan yang baru dapat terus belajar ke Analis Kesehatan senior untuk mengetahui secara pasti karakteristik dari bakteri TB.

“Sehingga mereka bisa membedakan bakteri TB itu seperti apa, karena yang benar-benar menentukan TB atau bukan adalah seorang analis kesehatan,” tambah Jasanti menutup pembicaraan.

Pembicara pada seminar ini, dr. Zainuddin Azis selaku dokter spesialis paru RSUD Sultan Imannudin Pangkalan Bun, Jamin Ginting selaku Kabid P2P Dinkes Kobar, Andri Safardi selaku Ketua PATELKI DPC Kobar dan Isromiati selaku pelaksana di Labkesda Kobar. Peserta seminar adalah petugas kesehatan dan masyarakat umum serta mahasiswa Program Studi D-III Analis Kesehatan STIKes Borneo Cendekia Medika. (nisa/vega dinkes)