Optimistisme Menkominfo Soal Perkembangan Start Up Indonesia

Menkominfo Rudiantara saat menjawab pertanyaan pekerja media usai rangkaian acara Peringatan HUT ke-9 Bukalapak di JCC Senayan Jakarta, Kamis (10/01/2019). (AYH)

Jakarta, Kominfo - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan keyakinannya akan perkembangan start up digital di Indonesia ke depan. Ia menyatakan perkembangan itu seiring dengan upaya Pemerintah untuk mempercepat perkembagan ekosistem ekonomi digital bersama pemangku kepentingan. Bahkan keberadaan start up yang menjadi unicorn mampu membuka lapangan pekerjaan dengan ekonomi berbagi serta pengembangan keuangan inklusif.

"Indonesia akan memiliki lima unicorn dan satu decacorn tahun depan. Unicorn adalah istilah untuk perusahaan start-up yang memiliki valuasi minimal USD1 Miliar. Sedangkan decacorn valuasinya minimal USD10 Miliar,” katanya usai menghadiri Peringatan HUT ke-9 Bukalapak di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (10/1/2019) malam. 

(Baca Juga : Satu Pasien Positif Covid-19 di Kobar Meninggal Dunia)

Saat ini, menurut Menteri Rudiantara, di kawasan ASEAN terdapat tujuh perusahaan yang berkategori unicorn, empat diantaranya ada di Indonesia. Sedangkan dari tiga unicorn sisanya, dua diantaranya pendapatan utamanya berasal dari Indonesia. Salah satunya, kata Rudiantara, adalah Bukalapak.

“Pada 2014-2015 belum ada unicorn, adanya baru pada 2017. Kenapa? Karena pemerintah mengakselerasi dan memfasilitasi teknologi digital. Jadi Indonesia ini sangat luar biasa dalam pengembangan ekonomi digital,” kata Rudiantara.

Menteri Kominfo optimistis pada tahun 2030 mendatang diperkirakan total transaksi ekonomi digital mencapai USD 130 Miliar. Nilai yang sangat besar itu, menurut Rudiantara, salah satunya dikarenakan oleh gaya hidup manusia saat ini yang tidak lepas dari gadget. Potensi ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para pengusaha statrtup di Indonesia.

Bangun Infrastruktur Sampai Akselerasi

Menteri Rudiantara menegaskan pembangunan infrastruktur digital merupakan hal yang tidak mungkin dihindari. Bahkan pemerintah berniat memperluas jangkau dan akselerasinya sebagai bentuk affirmative policy (kebijakan keberpihakan) terhadap kebutuhan rakyat. 

“Kalau tidak membangun infrastruktur digital kita tidak bisa kemana-mana, pasti kalah dengan negara lain. Kita membangun infrastruktur digital Palapa Ring, satelit kita di ASEAN sampai saat ini masih nomor 4. Tapi kalau Palapa Ring selesai semua, kita bisa menjadi nomor 2 aksesnya. Jangan bandingkan dengan Singapura, karena disana narik kabel juga gampang. Di Papua bawa tower saja harus pakai helikopter,” paparnya.

Guna memajukan, meningkatkan inovasi, daya saing serta produktifitas para pengusaha UMKM, Kementerian Kominfo mendorong para pelaku usaha tersebut agar memanfaatkan platform online. Takn hanya itu, Kementerian Kominfo mengajak pemangku kepentingan untuk lebih kreatif dalam memasarkan produk-produk serta berupaya menghubungkan UMKM dengan calon pembeli. 

"Ini merupakan salah satu bentuk nyata dari program UMKM go online yang memiliki tujuan untuk mewujudkan visi “Digital Energy of Asia," ujarnya.

Selain itu, Pemerintah menurut Rudiantara melakukan akselerasi dengan cara mempertemukan start-up Indonesia yang dinilai bagus dan potensial untuk bertemu calon investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri. 

"Karena kalau pemerintah jalankan sendiri tidak akan bisa. Pemerintah butuh ekosistem atau stakeholders. Jadi semuanya bergerak. Tujuannya adalah menambah unicorn-unicorn di Indonesia,” ungkapnya.

Fasilitasi Inovasi

Ekosistem inovasi dalam sektor digital juga menjadi perhatian Pemerintah. Berkaitan dengan upaya Bukalapak untuk memanfaatkan platform online agar lebih kreatif dalam memasarkan produk-produk UMKM dan  menghubungkan UMKM dengan calon pembeli, Rudiantara menegaskan akan melakukan fasilitasi.

Rudiantara menyontohkan fasilitasi yang dikembangkan Kementerian Kominfo untuk memfasilitasi uji coba frekuensi.  "Inovasi yang dikembangkan Bukalapak itu dapat difasilitasi dengan adanya ujicoba. Bahkan kalau ujicoba menggunkan frekuensi (ujicoba teknologi), ujicoba tidak komersil, yang berjangka 1 tahun bisa diperpanjang 1 tahun misalnya. Hal itu dilakukan untuk mendorong agar semua orang berinovasi," tutur Rudiantara.  

Menurut Menteri Kominfo, pola yang sama pun dapat diterapkan untuk inovasi dalam start up digital. Bahkan, Rudiantara menegaskan peraturan harus bisa memfasilitasi pengembangan bisnis.

“Aturan itu dibuat tidak boleh mengkerdilkan pengembangan bisnis, justru dengan adanya Peraturan Menteri itu dibuat, kita harus memfasilitasi pengembangan bisnis, karenanya Kominfo melihatnya dengan memfasilitasi kalau pakai frekuensi biayanya nol, agar semuanya tertarik membuat ujicoba,” paparnya.

Menteri Rudiantara mengharapkan langkah yang diambil Pemerintah melalui Kementerian Kominfo dapat mendorong setiap orang mengembangkan inovasi.

"Caranya dengan begitu sehingga akan membuat mereka berkembang. Kita ajak interaksi terus, kita bareng terus dan baru kita tata lagi yang penting nomor satu dari awal harus ada perlindungan bagi masyarakat contohnya fintech,” tandasnya. 

Dalam Peringatan HUT ke-9 Bukalapak, Menteri Kominfo menilai peran Bukalapak bisa mengembangkan ekonomi masyarakat kelas UMKM. Saat ini sudah ada lebih dari 4 juta pelapak yang tadinya kecil kelas UMKM menjadi lebih efisien. 

"Semuanya menggunakan aplikasi-aplikasi yang dikembangkan Bukalapak. Saya mengaperesiasi upaya Bukalapak yang telah mendorong perubahan yang terjadi di Indonesia menjadi ke arah ekonomi digital yang lebih besar lagi," ungkapnya. 

Menteri Rudiantara mengharapkan penyedia platform belanja online itu bisa terus berkembang di Indonesia.  "Kita membutuhkan platform-platform seperti bukalapak di Indonesia. Alasannya karena dengan platform seperti Bukalapak, dengan teknologi digital membuat lapangan pekerjaan tambah mudah terutama bagi UMKM, sharing ekonomi dan inklusi keuangan. Selamat Ulang Tahun, Dirgahayu Bukalapak!” ujar Rudiantara. (hm.ys)