Momentum Asian Games, UMKM Official Partner Raup Kenaikan Penjualan Hingga 65 Persen

Jakarta, Komifo - Keuntungan pelaksanaan event internasional, khususnya event olahraga Asian Games 2018, paling besar didapat oleh UMKM yang tercatat sebagai official partner ataupun yang nonofficial partner tapi memiliki kerja sama dengan pemerintah daerah.

Demikian disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema "Meneropong Pasca-Sebulan Asian Games 2018", bertempat di Ruang Benny S Muljana Gedung Saleh Afif Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (16/10/2018). 

(Baca Juga : Bupati Hj Nurhidayah Lantik 102 Pejabat di Lingkup Pemkab Kobar)

“Dalam Asian Games 2018 yang lalu diketahui bahwa UMKM yang bisa menerima manfaat paling signifikan adalah yang tercatat sebagai official partner. Seperti sebuah UMKM yang ada di Flores Timur, tepatnya di Pulau Solor, NTT,” katanya. 

Bambang menjelaskan, dari ajang tersebut, tercatat UMKM yang memproduksi anyaman dari daun lontar itu mengalami peningkatan nilai penjualan hingga 65 persen.  

“Oleh karena itu, kedepannya jadi semakin jelas bahwa jika ingin meningkatkan secara signifikan nilai penjualan, hendaknya dipersiapkan betul oleh UMKM untuk menjadi official partner,” tuturnya.   

Sebab, menurut Bambang, jika UMKM tidak menjadi official parter, maka kenaikan nilai penjualan tidak terlalu signifikan. “Bukan berarti tidak ada, tapi yang bukan official partner hanya sekitar 10 persen saja peningkatan penjualannya,” pungkasnya.  

Dampak Ekonomi Langsung

"Dampak ekonomi langsung Asian Games bukan pertumbuhan ekonomi Indonesia, tapi juga Jakarta, Palembang dan sebagian kota di Jawa Barat. Intinya kalau kita menyelenggarakan mega event akan memberikan dampak ekonomi signiikan. Baik di sebagian wilayahnya maupun negaranya secara keseuruhan," kata Bambang Brodjonegoro. 

Menurut Bambang, baik Asian Games tahun 1962 mewariskan infrastruktur besar mulai dari stadion GBK, Jembatan Semanggi, hingga Hotel Indonesia, jembatan Sedangkan tahun 2018 juga mewariskan venue-venue pertandingan yang tak kalah megah baik di Jakarta, Palembang, dan sebagian lokasi di Jawa Barat."Khusus dampak ekonomi Asian Games 2018 ini, yang kami lakukan adalah analisa dampak model ekonomi, dan membuatsimulasi bagaimana dampak Asian Games," tukas Bambang lagi.

"Kita menggunakan Big Data, yang sumbernya berasal dari peralatan ponsel masing-masing yang menunjukkan perilaku penggunanya serta bisa dilacak. Untuk mengumpulkannya, kami bekerja sama dengan Telkomsel yang sekaligus sebagai sponsor utama Asian Games. Dari Asian Games yang sudah berakhir, ada 45 negara dan 40 cabor yang diikuti oleh 11326 atlit dengan 6000 oficial. Sedangkan pengunjung domestik ada 1,7 juta orang dengan 11500 relawan. Juga ada 7000 media serta wisatawan mancanegara mencapai 78854 orang.Ini adalah data yang riil dan mutakhir," papar Bambang.

"Kami mencatat, pengeluaran wisata mencanegara sebanyak Rp 1,9 Triyun selama Asian Games. Paling besar  untuk pengeluaran souvenir, lalu hotel. Untuk wisatawan domestik pengeluarannya sebesar Rp 1,8 Trilyun. Pola pengeluarannya seperti ini, wisman tinggal 13 hari. Untuk wiasatawan nusantara yang bukan jabodetabek kira2 3 hari," tambahnya.

Ia menjelaskan, jika dilihat secara keseluruhan maka total dampak langsung selama 3 tahun (mulai 2015-2018) sebesar Rp 40,6 Trilyun. Dimana Rp 29 Trilyun investasi infrastruktur. Untuk acara kali ini ada Rp 29 Triliyun yang langsung berpengaruh kepada ekonomi."Penyelenggaraan Asian Games telah berpengaruh terhadap pertambahan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,05% dari GDP kita. Jika tidak ada Asian Games pertumbuhannya sebesar 5,15%, maka setelahnya naik menjadi 5,2%,. Berapa jumlahnya jika dihitung dengan uang? Jumlahnya pada tahun 2018 mencapai Rp 8,2 triliyun. Sedangkan dalam periode 2015-2019 sebanyak 22,3 T untuk pembangunan infrastruktur. Lalu dilihat dampak pengganda dari 2015-2019 dapat mencapai 422,4 Trilyun," papar Bambang panjang lebar.

Bambang menambahkan lagi bahwa selama  pelaksanaan Asian Games ada 108.780 kesempatan kerja yang tercipta."Peluang kerja terbesar di tahun 2017 untuk menyelesaikan infrastruktur venue Asian Games. Upah riil meningkat sebesar 0,03%."Memang Asian games diselenggarakan 3 tempat, Jakarta, Palembang, dan Jawa Barat. Kalau di DKI Jakarta menambah pertumbuhan ekonomi 0,23%, ini sangat signifikan. Untuk sumsel, Asian Games dampaknya besar, tambahan pertumbuhannya 0,57%, lebih dari setengah persen. nilai tambah untuk Banten 0,01%. Di DKI tercipta kesempatan kerja 57.300 orang, untuk Sumsel 51.500 orang. Upah riil meningkat 0,46%, di Sumsel meningkat, 0,4%. Keberadaan Asian Games ini memang menambah kesempatan kerja, dan ini membantu upaya pemerintah mengurangi pengangguran," tukasnya lagi 

Selanjutnya, di DKI Jakarta ada peningkatan 26% di sektor rekreasi dan hiburan."Kita mendata wisatawan mancanegara, yang paling besar adalah China, Jepang, dan korea Selatan.  Lalu disusul oleh Malaysia, India, Arab Saudi, Thailand, Singapura, Belanda serta Filipina. Perkiraan kami, wisman dari Belanda adalah orang Indonesia yang sudah menjadi warga negara Belanda, mereka berwisata ke Indonesia. Untuk wisatawan domestik terbanyak dari Jabodetabek. Wisman India menjadi wisatawan terlama tinggalnya yaitu 17 hari. Lalu disusul China 16 hari, Belanda 15 hari. Jumlah keseluruhan wisman yang datang sebanyak 287 ribu jorang," jelas Bambang.

Untuk data penonton, rata-rata ada 3-4 kali penonton yang datang ke venue. "Ternyata selama Asian Games tempat yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara adalah Bandung, Musi Banyuasin, dan Pontianak. Setelah Asian Games selesai Musi Banyuasin terbanyak, nomor 2 Kabupaten Badung (Bali). Nomer 3 Batam. Ternyata euphoria Asian Games  masih berlanjut sehari sebelum penutupan. Kesimpulannya 50% lebih banyak pada saat penutupan, dibanding pada pembukaan," pungkasnya.

Turut hadir dalam FMB 9 kali ini antara lain Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menpora Imam Nahrawi, dan Wakil Sekretaris Jenderal Inasgoc Dendi T Danianto.