Kominfo Fokuskan Aspek Konektivitas dalam Roadmap IoT

Dirjen SDPPI Kementerian Kominfo Ismail saat memaparkan Kebijakan Kementerian Kominfo dalam Sosialisasi Roadmap dan Regulasi IoT di Gedung Menara Merdeka, Jakarta, Selasa (21/08/2018). (AYH)

Jakarta, Kominfo - Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komuniakasi dan Informatika, Ismail menyebut fokus Kementerian Kominfo dalam Roadmap dan Regulasi Internet of Things (IoT) saat ini pada konektivitas. 

"Ada empat komponen IoT yaitu  sensor dan aktuator, konektivitas, serta manusia dan proses. Fokus kita pada kali ini adalah ada pada nomor dua yaitu isu konektivitas karena ini yang berkaitan erat dengan masalah perangkat, standar, teknologi, dan frekuensi,” tutur Ismail dalam Sosialisasi Roadmap dan Regulasi IoT di  Gedung Menara Merdeka, Jakarta, Selasa (21/08/2018).

(Baca Juga : Penilaian KLA, Kobar Raih Nilai Tertinggi di Kalteng)

Meskipun demikian, Dirjen SDPPI Ismail menyatakan unsur konektivitas, orang (people), proses, dan aplikasi yang harus dijalankan secara beriringan guna memastikan IoT bisa diimplementasikan dengan baik di Indonesia.

Menurut Dirjen Ismail, SDPPI sebagai pengelola spektrum frekuensi radio di Kementerian Komunikasi dan Informatika Ditjen SDPPI memiliki peran penting untuk memanfaatkan peluang yang ada dan menjawab tantangan industri IoT nasional. 

"Ditjen SDPPI memiliki peran kunci untuk meningkatkan partisipasi industri IoT nasional. Agar bisa melakukan itu, perlu ada Peta Jalan Ditjen SDPPI untuk IoT di Indonesia yang berisi strategi Ditjen SDPPI dalam mengembangkan ekosistem IoT di Indonesia dan industri IoT nasional sesuai dengan tugas dan fungsi Ditjen SDPPI," jelasnya. 

Keberadaan roadmap, menurut Dirjen Ismail juga diperlukan agar mampu mendorong pengembangan teknologi IoT agar dapat mencapai economic of scale di Indonesia. "Memastikan pula pengembangan dan indutsri teknologi IoT di Indonesia bisa berkembang," ungkapnya.

Workshop IoT menghadirkan Dosen Institut Teknologi Bandung Prof. Suhono Harso Supangkat beserta timnya yang menjelaskan mengenai definisi, konsep pengembangan, metodologi, hingga laboratorium yang diperlukan dalam pengembangan IoT.

Secara umum menurut Suhono diperkirakan dapat memiliki kontribusi untuk pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun sebesar 6,25% s.d. tahun 2025. 

"Dalam roadmap kami targetkan ada pertumbuhan industri IoT domestik dari hulu ke hilir dengan target menguasai 50% dari pasar IoT lokal pada tahun 2022. Selain itu juga meningkatnya penggunaan IoT oleh pemerintah, UMKM, dan Industri sekaligus meningkatkan  kualitas SDM Indonesia," ungkapnya. 

Mengenai IoT sendiri, Suhono mendefinsikan sebagai aktivitas antara manusia dan benda (things), benda dengan benda, seperti sensor, robot, platform, cloud yang terhubung melalui protokol komunikasi standar untuk saling memberi informasi atau menerima/mengirimkan informasi sehingga memungkinkan proses kerja tertentu menjadi lebih efisien. 

"Sekarang ini masih memiliki kelemahan, yakni sistem keamanan yang masih rendah. Padahal, keamanan, dalam IoT sangatlah penting. Sistem keamanan dalam pengembangannya pun membutuhkan ketentuan-ketentuan," kata Suhono.

Oleh karena itu, Suhono menekankan arti penting perubahan mindset dalam penerapan IoT di Indonesia. "Baik revolusi industri 4.0, Mindset perlu disolusikan sedemikian rupa, agar cita-cita revolusi industri bisa tercapai," katanya.

Sosialisasi dihadiri oleh perwakilan dari kementerian, lembaga, dan kalangan industri dalam negeri. Dari kementerian tampak hadir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertanian. Adapula perwakilan dari Badan Ekonomi Kreatif dan sejumlah perusahaan yang bergerak atau bersinggungan dengan teknologi informasi dan komunikasi.