Equinox Fenomena Biasa, BMKG Imbau Masyarakat Tenang

Petugas memantau penguapan air di kantor Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Mlati, Sleman, DIY, Senin (18/3/2019). - (antarafoto)

Jakarta, Kominfo - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menanggapi beredarnya berita yang menyebutkan adanya fenomena Equinox, dimana matahari mencapai titik terdekat dengan bumi sehingga menyebabkan peningkatan suhu ekstrem yang bisa menyebabkan sun stroke dan dehidrasi.

Deputi Bidang Meteorologi BMK, Mulyono Rahadi Prabowo menjelaskan equinox adalah salah satu fenomena astronomi dimana matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.

(Baca Juga : Hari Pertama Pelaksanaan SKD CASN di Kobar Berjalan Lancar)

“Saat fenomena ini berlangsung, matahari dengan bumi memiliki jarak paling dekat konsekuensinya wilayah tropis sekitar ekuator akan mendapatkan penyinaran matahari maksimum,” ungkap Prabowo dalam siaran persnya Senin (25/03/2019).

Menurut Prabowo, fenomena itu tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis maupun ekstrem. “Secara umum, diketahui rata-rata suhu maksimum di wilayah Indonesia berada dalam kisaran 32-36°C,” ungkapnya.

Berdasakan pengamatan BMKG, Deputi bidang Metereologi BMKG itu menyampaikan, bahwa suhu maksimum tertinggi pada hari sabtu tanggal 23 Maret 2019 yang lalu, tercatat 37,6°C di Meulaboh, Aceh.

“Equinox bukan merupakan fenomena seperti gelombang panas atau heat wave yang terjadi di Eropa, Afrika dan Amerika, yang merupakan kejadian peningkatan suhu udara ekstrem di luar kebiasaan dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama,” ujar Prabowo.

Menyikapi hal ini, Prabowo mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox sebagaimana disebutkan dalam isu yang berkembang.

Ia menyebutkan, secara umum kondisi cuaca di wilayah Indonesia cenderung masih lembab/basah. Beberapa wilayah Indonesia saat ini sedang memasuki masa/periode transisi/pancaroba.

Karena itu, Prabowo menyarankan, ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.

Sumber : www.kominfo.go.id