Aspek Security Jadi Fokus Perhatian Peta Jalan IoT

Badung, Kominfo - Variasi teknologi yang digunakan untuk Internet of Things  (IoT) sangat beragam,  mulai dari teknologi kelompok Short Range Device hingga Low Power Wide Area. Belum lagi lapisan dalam IoT yang mencakup service/aplikasi, platform, network, device, dan security. 

"Lapisan security merupakan lapisan yang menjangkau semua lapisan lainnya. Setiap lapisan harus mempunyai aspek security yang cukup, diantaranya terkait perlindungan informasi, data privasi, dan trust," jelas Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika-Ditjen SDPPI, Mochamad Hadiyana, dalam CodeBali Conference,  di Padma Resort, Legian, Bali, Rabu (10/10/2018). 

(Baca Juga : Sekda Kobar : Segera Lapor SPT Tahunan, Terakhir 31 Maret 2022)

Membawakan tema Regulasi IoT di Indonesia, Direktur Hadiyana menyatakan trust sebagai  atribut yang memberikan jaminan bahwa informasi identitas pribadi pengguna akhir dilindungi dan hanya digunakan untuk tujuan yang disepakati. 

"Hal ini menjadi sangat penting untuk keberhasilan adopsi IoT di Indonesia,“ tuturnya.

Menurut Hadiyana, IoT saat ini memperbesar kekhawatiran tentang potensi peningkatan pelacakan untuk data sensitif atau pribadi yang dikumpulkan oleh perangkat di rumah, kantor, dan lingkungan publik pengguna. 

"Seringkali pengumpulan data individu ini dilakukan tanpa sepengetahuan pengguna. Oleh karena itu, cybersecurity menjadi hal yang sangat penting untuk tetap menjaga data pribadi pengguna," tandasnya.

Peta Jalan IoT

Hadiyana memaparkan Roadmap IoT yang terdiri atas teknologi, standardisasi, dan frekuensi serta Roadmap dan skema sertifikasi dan pengujian perangkat telekomunikasi yang ada di Indonesia. Semua itu disiapkan oleh Kementerian Kominfo untuk mengantisipasi dinamika penggunaan IoT di Indonesia. 

"Langkah ke depan yang bisa ditempuh yaitu pentingnya untuk memperhatikan keamanan dan privasi jaringan agar penggelaran IoT sukses serta pendekatan kolaboratif untuk mengembangkan solusi yang tepat dan efektif untuk menjawab tantangan mengenai cybersecurity," paparnya.

Acara yang diselenggarakan itu merupakan salah satu bagian dari serangkaian kegiatan International Cyber Security Conference and Exhibitions 2018. Rangkaian kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Operasi keamanan Siber Nasional, Id-SIRTII/CC. Acara Codebali Conference dibuka Kepala BSSN Djoko Setiadi. 

Konferensi juga diisi dengan materi dan pembahasan perwakilan badan cybersecurity dari Jepang, dan Malaysia. Selain itu ada pembicara dari kementerian/lembaga dan akademisi dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia.